KeDubesPanama's Class: KEKERASAN BUKAN SEBUAH SOLUSI
Welcome to KeDubesPanama's blog , hope you enjoy reading
RSS

Minggu, 24 Januari 2010

KEKERASAN BUKAN SEBUAH SOLUSI


Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Masa remaja adalah masa yang paling indah dan sekaligus masa yang penuh dengan tantangan. Kalau tidak memiliki benteng pertahanan diri yang kuat dan pengendalian diri yang baik, maka remaja tersebut akan mudah terpengaruh bahkan terjerumus kepada hal-hal yang negatif. Perbuatan atau tindakan yang negatif ini misalnya melakukan perkelahian, ikut tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, melakukan pergaulan bebas, meminum-minuman keras atau beralkohol, dan lain sebagainya.
Remaja biasanya memiliki semangat, emosi, dan energi yang berlebih atau besar. Sehingga kalau tidak disalurkan kepada perbuatan-perbuatan positif maka dikhawatirkan energi tersebut akan disalahgunakan untuk perbuatan yang negatif. Mereka juga bertindak atau melakukan sesuatu bukan memprioritaskan akal sehat tetapi cenderung mengutamakan emosi dan kemauan diri mereka sendiri.
Kalau seorang remaja memiliki masalah maka ia biasanya memilih teman untuk membantu menyelesaikan masalah daripada orangtuanya. Karena adanya rasa solidaritas yang tinggi itulah maka sebagian remaja membentuk suatu kelompok atau dikenal dengan istilah “geng”. Sebuah geng biasanya beranggotakan antara 4-7 orang. Hubungan diantara anggota geng sangatlah dekat.
Remaja agar berhati-hati dalam memilih teman, karena banyak diantara mereka yang dapat membawa ke hal-hal yang kurang baik. Remaja dapat mengalami perubahan perilaku ke arah negatif akibat pengaruh teman, misalnya suka berkelahi dan tawuran dengan remaja lain. Untuk tetap bisa diterima sebagai anggota kelompok, remaja dituntut untuk memiliki sikap yang bijaksana dalam menghadapinya, salah satunya adalah memiliki sikap asertif. Sikap asertif adalah pengungkapan perasaan dan pengaduan secara terus terang tanpa merendahkan harga diri dan menyakitkan orang lain.
Sikap asertif perlu dikembangkan agar remaja mempunyai rasa percaya diri, kontrol diri dan mempunyai keberanian mengatakan “tidak” tanpa merasa bersalah dalam menolak ajakan teman sebaya untuk melakukan tindakan kekerasan atau perkelahian, serta berani meminta bantuan kepada orang lain jika memang membutuhkan.
Sebagian remaja tidak mampu menyatakan tidak untuk menolak ajakan teman, dengan alasan demi persahabatan diantara mereka. Banyak kasus menunjukkan bahwa remaja itu terjerumus ke dalam perkelahian atau tawuran dengan sesama pelajar lainnya hanya karena demi persahabatan.
Pada kehidupan remaja sering terjadi pertikaian dan pertentangan antara sesamanya. Padahal, permasalahannya hanya sepele tetapi mereka biasanya memilih untuk berkelahi atau menyelesaikannya dengan jalan kekerasan. Sebenarnya masih ada jalan atau cara lainnya yang lebih bijaksana dan baik. Tentunya, dengan menggunakan kepala dingin dan hati yang lapang.
Kekerasan bukan menyelesaikan masalah, tetapi justru memperparah masalahnya. Tindakan kekerasan dapat merugikan kedua belah pihak yang bertikai. Seperti kata pepatah “Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu”.
Remaja hendaknya mengisi waktu luangnya dengan hal-hal atau perbuatan yang bermanfaat. Ada banyak hal yang bisa mereka lakukan, seperti ikut ekstrakurikuler di sekolah, belajar kelompok, ikut serta dalam bidang olah raga, seni, tari, musik, dan lain sebagainya.
Kalau seorang remaja memang memiliki bakat dalam bidang olah raga bela diri. Ada banyak jenis olah raga bela diri yang dapat menyalurkannya seperti silat, karate, tinju, judo dan lain-lain. Jadi bukan menyalahgunakan bakat atau keahlian bela dirinya dengan berkelahi dengan remaja lainnya. Ingatlah, kekerasan bukan sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah tetapi malahan dapat menambah masalah baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar